Pada tanggal 19 Januari 2025, PPI Denmark mengadakan diskusi bertajuk “Green Energy & Sustainability; Mampukah Indonesia?” di Technical University of Denmark (DTU). Diskusi ini membahas tantangan dan peluang Indonesia dalam mencapai efisiensi energi dan keberlanjutan di masa depan.
Seiring dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) per capita Indonesia, emisi karbon per capita diperkirakan akan meningkat. Diskusi ini menyoroti pentingnya efisiensi energi, dengan membandingkan emisi karbon per capita antara negara-negara dengan PDB per capita tinggi. Denmark, misalnya, dianggap lebih efisien dibandingkan Amerika Serikat dalam hal emisi karbon.
Bagaimana cara agar Indonesia menjadi lebih efisien seiring dengan meningkatnya PDB per capita di masa depan? Pertanyaan ini menjadi pokok permasalahan dalam diskusi.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah elektrifikasi kendaraan bermotor. Meskipun elektrifikasi kendaraan bermotor dianggap sebagai langkah menuju efisiensi, sumber energi utama di Indonesia yang berbasis batubara justru meningkatkan emisi karbon. Pendekatan yang lebih luas seperti peningkatan transportasi publik dinilai lebih efektif. Selain itu, pernyataan kontroversial mengenai peningkatan produksi kelapa sawit yang berkaitan dengan deforestasi juga menjadi sorotan.
Tantangan penerimaan masyarakat terhadap penerapan energi hijau dan produk berkelanjutan juga dibahas. Konsumen Indonesia cenderung mengutamakan keterjangkauan dalam pembelian produk, yang menghambat adopsi produk berkelanjutan. Studi kasus di Denmark menunjukkan bahwa kedekatan antara masyarakat dan pemangku kebijakan dapat menghasilkan kontrol kebijakan yang lebih baik. Kompetisi pasar yang tidak bebas menyulitkan konsumen untuk memilih antara keterjangkauan dan energi terbarukan. Selain itu, batasan teknis menghambat implementasi energi terbarukan di Indonesia.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan edukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan energi terbarukan. Menciptakan daya tarik bagi produk berkelanjutan juga penting. Inovasi teknologi diperlukan untuk menciptakan produk berkelanjutan yang lebih terjangkau. Peningkatan kesadaran dalam memilih pemangku kebijakan yang pro-keberlanjutan juga menjadi faktor kunci.
Mahasiswa Indonesia di Denmark diharapkan dapat menjadi faktor pengaruh yang kreatif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan produk berkelanjutan dan energi terbarukan.
Rangkuman Diskusi dapat diunduh di sini